Rabu, 21 Januari 2015

Belajar Komponen Elektronika Tanpa Guru

A. Mengenal Komponen Elektronika

   Untuk memulai pembuatan rangkaian tentunya kita harus mengetahui bentuk dan wujud nyata dari komponen yang dipasang seperti Resistor, Kapasitor, Doida, Transistor, komponen IC, dll.
   Pada umumnya setiap jenis komponen dibuat bermacam - macam ukuran oleh pabrik pembuatnya disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan oleh sebuah rangkaian. Seperti sudah dijelaskan di atas, rangkaian elektronika dibentuk oleh beberapa komponen yang dituangkan dalam gambar yang nyata oleh lambang, simbol, kode dan tanda lainnya sehingga membentuk rangkaian kerja sesuai dengan keinginan pembuatnya.
   Untuk membantu kelancaran dalam rangka pembuatan rangkaian elektronika yang ada dalam blog ini, berikut ini, akan dijelaskan bermacam - macam komponen elektronika yang biasa dipergunakan dalam praktek.


   1. RESISTOR




     Hampir semua rangkaian elektronika pada umumnya menggunakan komponen yang disebut RESISTOR atau tahanan listrik. Dalam prakteknya resistor ada juga yang disebut Werstand.
Fungsi dari resistor dalam suatu rangkaian adalah :

  • Untuk menghambat arus listrik
  • Mengatur besarnya arus yang mengalir
  • Membagi arus listrik dalam suatu rangkaian
      Dalam bidang elektronika kita mengenal beberapa macam jenis resistor yaitu :
    A. Resistor Tetap
    B. Resistor Variabel / Potensiometer
    C. Resistor peka Cahaya
    D. Resistor peka Tahanan
    E. Resistor peka Temperature
     Resistor memiliki nilai satuan. Untuk menentukan besar kecilnya nilai resistor dinyatakan dengan satuan Ohm atau disingkat dengan tanda ( berasal dari huruf Yunani Omega). Nama Ohm diberikan atas penghargaan kepada yang menemukan yaitu seorang berkebangsaan Jerman yang bernama George Simon Ohm ( 1787 - 1854 ).
              Nilai satuan terbesar yang dipergunakan untuk menentukan besar kecilnya nilai resistor adalah :
  • 1 Kilo Ohm (KΩ)     = 1.000 
  • 1 Mega Ohm (MΩ)  = 1.000.000 Ω = 1.000 K
    A. Resistor Tetap
         Yang dimaksud dengan resistor tetap adalah resistor yang nilai tahanannya sudah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya dan tidak dapat diubah - ubah. Pada umumnya bentuk fisik dari resistor jenis ini berbentuk bulat panjang dan ada juga yang berbentuk empat persegi panjang.
          Resistor memiliki nilai tahanan yang nilainya dicamtumkan langsung pada badannya, karena bentuk fisiknya kecil maka dituliskan dalam bentuk kode warna yang melingkar pada badan resistor seperti gambar di bawah ini :
          Seperti terlihat pada gambar di atas, tanda yang dicantumkan pada badan resistor menyerupai gelang dan terdiri dari empat buat warna yang pembacaannya dimulai dari bagian kiri dengan urutan sebagai berikut :

  • Gelang ke - 1 menunjukan angka pertama
  • Gelang ke - 2 menunjukan angka kedua
  • Gelang ke - 3 menunjukan faktor perkalian yang dinyatakan dengan angka nol (0) setelah angka kedua
  • Gelang ke - 4 menunjukan toleransi / batas yang diperbolehkan, dinyatakan dengan bilangan (%)
Untuk nilai toleransi atau gelang ke 4 ini pada umumnya dicantumkan dengan kode warna sebagai berikut :
Perak
Toleransi 10 %
Emas
Toleransi 5 %
Merah
Toleransi 2 %
Cokelat
Toleransi 1 %
Tanpa Gelang
Toleransi 20 %
     
Besarnya nilai tahanan pada resistor ditulis dengan kode warna sebagai berikut :

WARNA
ANGKA
Hitam
0
Cokelat
1
Merah
2
Orange
3
Kuning
4
Hijau
5
Biru
6
Violet / Ungu
7
Abu – abu
8
Putih
9

          Untuk mempermudah mengingat kode warna supaya tidak lupa dapat dilakukan dengan rumus jembatan keledai seperti berikut :

Singkatan
WARNA
ANGKA
HI
Hitam
0
CO
Cokelat
1
ME
Merah
2
O
Orange
3
KU
Kuning
4
HI
Hijau
5
BI
Biru
6
VI
Violet / Ungu
7
A
Abu – abu
8
PU
Putih
9
Untuk membaca kode warna pada sebuah resistor dapat dilihat pada gambar berikut ini :
          sebuah contoh, misalnya pada sebuah resistor tertera kode warna sebagai berikut :


          Resistor di atas sesuai dengan tabel, memiliki nilai tahanan sebesar 1.200 K Ohm dengan toleransi 5 %. Resistor di dalam gambar skema dinyatakan dengan simbol / lambang seperti gambar berikut :


          nilai tahanan sebuah resistor yang dijual di pasaran mempunyai nilai yang sudah baku. Ukurannya ada yang 1 Ohm, 10 Ohm, 12 Ohm, 15 Ohm, 18 Ohm, 22 Ohm, 27 Ohm, 33 Ohm, 39 Ohm, 47 Ohm, 56 Ohm, 8 Ohm, 82 Ohm, 100 Ohm dan bahkan tersedia dengan nilai satuan yang nilainya sebesar 10 kali, 100 kali bahkan 1.000 kali dan yang tertinggi dapat mencapai 10 Mega Ohm = 1.000 K Ohm.
          Perlu juga diketahui bahwa resistor selain memiliki nilai tahanann, juga memiliki batas daya yang dicantumkan pada badan resistor. jika tidak dituliskan, kita dapat melikatnya sendiri berdasarkan besarnya ukuran fisik seperti gambar di bawah ini.


          Seperti terlihat pada gambar di atas, semakin besar ukuran fisik maka semakin besar pula batas dayanya. Batas dayanya adalah 1/4 Watt, 1/3 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, dan 2 Watt.
          Resistor pada umumnya dibuat dari bermacam - macam bahan, misalnya kawat, keramik, karbon, film metal, film karbon dan film carmet sehingga di dalam bidang elektronika kita mengenal beberapa nama resistor yang penamaannya disesuaikan dengan nama bahan pembuatnya, yaitu :

  • Resistor kawat
  • Resistor keramik
  • Resistor karbon 
  • Resistor film dan lain - lain

    B. Resistor tidak tetap / VARIABEL
          Dalam bidang elektronika selain resistor tetap kita mengenal pula resistor tidak tetap atau resistor variabel yaitu resistor yang nilai tahananna dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. pengaturannya dapat dilakukan dengan cara menggeser atau memutar alat pengaturnya.
          Fungsi dan kegunaan dari resistor tidak tetap dalam suatu rangkaian elektronika adalah :
  • Untuk mengatur besar kecilnya arus dan tengangan yang mengalir dalam suatu rangkaian.
  • sebagai pembagi arus dan tegangan listrik.
  • sebagai penghambat tegangan dan arus.
          Dalam prakteknya kita mengenal bermacam - macam resistor tidak tetap, diantaranya :
             a. Potensiometer putar
             b. Potensiometer kecil / trimpot
             c. Potensiometer geser
             d. Potensiometer preset
             e. NTC (Negative Temperature Coefisient)
             f. PTC ( Positive Temperature Coefisient)
             g. LDR (Light Dependent Resistant)
             h. VDR (Voltage Dependent Resistant)

          a. Potensiometer
              Potensiometer adalah tahanan tidak tetap / variabel yang nilai tahanannya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. bentuk fisik dari potensiometer adalah sebagai berikut :


              Seperti terlihat pada gambar di atas bentuk fisiknya besar dan dibuat dari bahan kawat atau karbon (arang). Potensiometer yang terbuat dari bahan kawat adalah jenis potensiometer lama yang diciptakan pada generasi pertama pada ktu rangkaian elektronika masih menggunakan tabung hampa / Vacum Tube. Potensiometer jenis ini pada umumnya memiliki kehandalan yang tinggi karena memiliki bentuk fisik yang besar, maka mempergunakan potensiometer ini dibutuhkan tempat yang cukup besar pula.
              Di pasaran kita sering menjumpai jenis potensiometer, baik yang dilengkapi dengan sakelar maupun yang tidak menggunakan sakelar. untuk jenis yangmenggunakan sakelar pada umumnya dipergunakan sebagai pengatur volume pada pesawat pemancar radio yang fungsinya selain sebagai pengatur volume juga berfungsi sebagai sakelar untuk menghidupkan atau mematikan arus listrik yang dipakai dalam pesawat radoi tersebut.

              Dalam prakteknya potensiometer dipergunakan :

  • Sebagai pembagi arus dan tegangan listrik.
  • Pengatur volme dalam peralatan Sound System.
  • Sebagai pengatur Tone Control yaitu mengatur tinggi rendahnya bass dan treble.

           b. Trimpot
              Trimpot adalah singkatan dari Tri Potensiometer berkaki tiga. Seperti sudah dijelaskan di atas, penggunaan potensiometer dalam suatu rangkaian elektronika, memerlukan tempat yang luas sehingga kita harus mengambil alternatif lain yaitu mengganti dengan potensiometerr yang bentuknya kecil.
                             Potensiometer jenis ini bentuk fisiknya kecil dan pipih.


              Seperti terlihat pada gambar di atas, untuk mengatur besar kecilnya nilai tahanan, dapat dilakukan dengan cara memutar lubang coakan dengan menggunakan obeng min (-) kecil yang disebut trimer.

          c. Potensiometer Geser
              Potensiometer geser juga termasuk pengatur arus dan tegangan listrik, bentuknya adalah seperti gambar dibawah ini :


          d. NTC dan PTC
              NTC adalah singkatan dari Negative Temperature Coefisient sedangkan PTC singkatan dari Positive Temperature Coefisient.
              NTC adalah sejenis resistor yang nilai tahanannya akan menurun apabila kondisi temperatur di sekelilingnya naik dan begitu juga sebaliknya. PTC nilai tahanannya akan berubah naik apabila kondisi temperatur di sekelilingnya juga naik.

          e. LDR (Light Dependent Resistant)
              LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resistant yaitu sejenis resistor yang nilai tahanannya akan berubah tergantung cahaya di sekelilingnya.
              Prinsip kerja dari LDR ini yaitu nilai tahanannya akan berubah apabila terkena cahaya. Pada cahaya yang gelap nilai tahanan akan berubah menjadi kecil dan sebaliknya apabila terkena cahaya terang nilai tahanannya berubah menjadi besar. Kondisi seperti ini dapat disumpulkan bahwa besar kecilnya tahanan dari LDR sangat tergantung dari besarnya internsitas cahaya yang mengenai permukaan LDR tersebut.

           f. VDR (Voltage Dependent Resistant)
              VDR adalah singkatan dari Voltage Dependent Resistant yaitu jenis resistor yang nilai tahanannya akan berubah tergantung dari tegangan listrik yang diterimanya.

              Sifat dari VDR ini adalah semakin besar tegangan yang diterima maka tahanan listriknya akan mengecil sehingga arus yang melalui VDR akan semakin membesar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR sering kali digunakan sebagai alat stabilizer bagi komponen trasistor.


   2. KAPASITOR 
       Dalam bidang elektronika kapasitor disebut juga kondensator sama juga halnya dengan resistor. Kapasitor termasuk komponen pasif. Fungsi dari kapasitor adalah untuk menyimpan arus listrik untuk sementara waktu. 
       Kita mengenal 2 macam kapasitor yaitu :
          A. Kapasitor tetap
          B. Kapasitor tidak tetap

       A. KAPASITOR TETAP
              Yang dimaksud kapasitor tetap adalah kapasitor yang nilai kapasitasnya sudah ditetapkan oleh pabrik pembuatnya. bentuk fisik kapasitor tetap seperti di bawah ini :


              Seperti halnya dengn resistor, komponen kapasitor juga memiliki nilai satuan yang dinyatakan dengan Farad. Nama Farad diberikan sebagai penghargaan kepada penciptanya yaitu Michael Farad.
              Dalam gambar skema, kapasitor dituliskan dengan dengan huruf C yaitu singkatan dari Condensator.
              Dalam bideng elektronika, satuan Farad adalah satuan yang sangat besar dan jarang dipergunakan. Dalam prakteknya biasanya dipergunakan satuan Farad dalam bentuk pecahan seperti:
                   1 Farad (F)               = 1.000.000 μF (Micro Farad)
                   1 Micro Farad (μF)  = 1.000 ƞF (Nano Farad)
                   1 Nano Farad (ƞF)    = 1.000 ρF (Piko Farad)
              Ada jenis kapasitor lain yaitu yang memiliki 2 buah polaritas yaitu polaritas positif (+) dan polaritas negatif (-). tanda tersebut menyatakan polaritas yang harus dihubungkan dengan sumber daya yang pemasangannya tidak boleh terbalik. Berikut ini bentuk fisik dari kapasitor elektronit :


              Sudah dijelaskan di atas bahwa nilai kapasitor dari komponen kapasitor dinyatakan dalam satuan pecahan (F) yaitu Micro Farad (μF), Nano Farad (ȠF), dan Pico Farad (ρF). penulisan nilai kapasitor terdiri dari bermacam - macam, ada yang dapat dibaca langsung pada badannya dan ada pula yang dituliskan dengan angka - angka atau berupa kode warna. Nilai kapasitor yang dapat dibaca langsung minsalnya 100 ȠF, 470 μF I 6 WV. beda halnya dengan nilai kapasitor yang ditulis dengan kode warna, tentunya kita harus memahami terlebih dahuli arti dari kode warna tersebut.
              Penulisan kode warna pada kapasitor, pada dasarnya hampir sama dengan resistor yang telah kita bahas sebelumnya, hanya saja pada kapasitor ditambahkan kode warna untuk menunjukan besarnya tegangan kerja maksimum.

              Penulisan kode warna pada kapasitor



              Contoh cara membaca nilai kapasitor dengan gambar :



              Sebagai contoh kapasitor dengan tanda
             Cokelat - Hijau - Merah - Orange = Putih - Merah
             Perhatikan gambar di atas :
             Tanda Warna ke 1 - Cokelat
             Tanda Warna ke 2 - Hijau
             Tanda Warna ke 3 - Orange
             Tanda Warna ke 4 - Putih
             Tanda Warna ke 5 - Merah

             Tanda Warna ke 1 - Nilai 1
             Tanda Warna ke 2 - Nilai 5
             Tanda Warna ke 3 - Nilai pengali 1.000
             Tanda Warna ke 4 - Nilai toleransi 10%
             Tanda Warna ke 5 - Nilai tegangan kerja maks 250 WV

             Jadi nilai kapasitor tersebut adalah 15.000 ρF = 15 ȠF dengan toleransi 10% dan batas tegangan kerja 250 WV
              Perhatikan gambar dibawah ini :


              Selain dengan kode warna, nilai kapasitor dapat dituliskan dengan kode angka, misalnya :
              0,1 - 0,002 - 102 - 103 dan seterusnya
              arti dari kode tersebut adalah :
              0,1              berarti nilainya 0,1     μF
              0,002          berarti nilainya 0,002 μF
              102             berarti nilainya 10 x 102 = 1.000   ρF
              103             berarti nilainya 10 x 103 = 10.000 ρF

              Seperti terlihat pada gambar di atas, fungsi dan tujuan pemasangan kapasitor dalam rangkaian adalah :
  •  Memisahkan arus bolak - balik (AC) dengan arus searah (DC)
  •  Sebagai filter dalam rangkaian catu daya
  •  Sebagai penghubung / coupling
  •  Sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian pemancar
  •  Menghilangkan Bouncing / loncatan api pada saklar
  •  Menghemat daya listrik pada lampu TL
              Dalam bidang elektronika kita mengenal bermacam - macam jenis kapasitor tetap yang bentuknya berbeda antara satu dengan yang lain tergantung dari bahan apa kapasitor itu dibuat. Kapasitor itu antara lain :
  •  Kapasitor keramik terbuat dari bahan keramik
  •  Kapasitor kertas terbuat dari bahan kertas
  •  Kapasitor elektrolit terbuat dari bahan minyak
  •  Kapasitor mika terbuat dari bahan mika
  •  Kapasitor film terbuat dari bahan film 
  •  Kapasitor polyester terbuat dari bahan polyster
  •  Kapasitor tantalum terbuat dari bahan tantalum
       A. KAPASITOR TIDAK TETAP
              Sesuai dengan namanya kapasitor tidak tetap adalah kapasitor yang nilai kapasitasnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dalam suatu rangkaian.
              Dalam prakteknya kita mengenal 2 macam kapasitor yaitu :
                 a. VARCO ( Variable Condensator)
                 b. Kapasitas Trimmer

       a. Varco atau Kapasitas Variabel
              Kapasitor jenis ini pada umumnya memiliki bentuk fisik yang besar dan dipergunakan sebagai penala atau pemilih gelombang pada pesawat penerima radio generasi lama yang masih menggunakan tabung.


              Seperti terlihat pada gambar di atas, karena bentuk fisiknya yang besar dan memerlukan tempat yang luas, maka kapasitor jenis ini sudah jarang dipergunakan lagi. sebagai solusinya telah diciptakan kapasitor variabel yang bentuknya kecil yang dinamakan kapasitor Trimmer.

       b. Kapasitor Trimmer
              Fungsi dari kapasitor trimmer sebenarnya hampir sama dengan VARCO, perbedaannya yaitu pada VARCO memiliki bentuk yang besar dan kapasitor trimmer memiliki bentuk yang kecil dan terbuat dari bahan plastik.

              Seperti terlihat pada gambar disamping, seluruh bagian dari rotor dab stator dibungkus dengan noktah yang terbuat dari bahan plastik. Tujuannya yaitu untuk mencegah kerusakan akibat pergeseran rotor dan kotoran yang melekat. Kapasitor trimmer memiliki tangkai preset yaitu tangkai yang dapat dipakai untuk mengatur besar kecilnya nilai kapasitor. Pengaturannya dapat dilakukan dengan cara memutar tangkai poros dengan menggunakan obeng minus (-) atau trimmer.

   3. DIODE
              Diode termasuk komponen aktif yaitu komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan suatu tenaga dalam bentuk penguat arus listrik akan menghasilkan suatu tenaga dalam bentuk penuat arus linstrik yang melaluinya. Diode adalah suatu komponen yang mengandung bahan semikonduktor yang terbuat dari bahan yang disebut PN Junction yaitu suatu bahan campuran yang terdiri dari bahan positif (p type) dan bahan negatif (N type).


              Seperti terlihat pada gambar diatas, diode memiliki 2 buah kaki yang masing - masing disebut kutub anoda ( positif) dan kutub katoda (negatif) dan pada diode arus listrik akan mengalir dari kutub anoda menuju kutub katoda. sedangkan bila arus mengalir dari kutub katoda akan ditahan oleh kutub katoda tersebut.
              Dalam praktek diode dapat dipergunakan sebagai :
  • Penyearah arus dan tegangan listrik
  • Pengaman arus dan tegangan listrik
  • Memblokir arus dan tegangan listrik
              Dalam bidang elektonika dikenal beberapa macam diode diantaranya adalah : 

   A. DIODE SILIKON
              Diode ini berfungsi sebagai penyearah dan banyak dipakai dalam rangkaian power supply. diode pada mumnya diberi tanda berupa gelang dengan maksud penunjuk kutub katoda. bentuknya adalah seperti gambar dibawah ini. 


   B. DIODE GERMANIUM
              Diode jenis ini banyak dipakai sebagai detektor di dalam rangkaian oesawat penerima radio. Bentuknya kecil mirip resistor dan diberi tanda gelang pada badannya yang menunjukan tanda kutub katoda seperti gambar dibawah ini.


   C. DIODE SELENIUM
              Diode jenis ini banyak ipakai sebagai penyearah atau perata pada rangkaian power supply. Diode ini memiliki 4 kaki yang 2 diantaranya dipaki sebagai input tegangan arus bolak - balik (AC) dan yang 2 lagi sebagai output berupa tegangan arus searah DC. Bentuknya seperti gambar dibawah ini.


D. DIODE KUPROX
            Bentuk dan fungsinya hampir sama dengan diode selenium, memiliki 4 buah kaki. Dalam rangkaian power supply digambarkan sebagai 4 buah diode. Bentuknya seperti gambar di bawah ini.


E. DIODE RECTIFIER
              Bentuknya mirip dengan sebuah baut besar dan dicancang khusus untuk dapat dilalui oleh arus yang besar. Banyak dipakai dalam pembuatan rangkaian power supply dengan yang tinggi, bentuknya seperti gambar dibawah ini.


F. DIODE ZENER
              Berfungsi sebagai pembatas tegangan, bentuknya seperti gambar berikut ini.


G. DIODE LED
             Diode ini sangat populer sekali dalam penggunaannya karena dapat menghasilkan cahaya yang bewarna warni seperti merah, kuning, hijau sehingga banyak dipakai sebagai rangkaian lampu atau sebagai indikator. Diode LED memiliki 2 buah kaki berbentuk panjang dan pendek untuk membedakan kutub anoda dan katoda, bentuknya seperti gambar di bawah ini.


H. DIODE SCR (Silicon Controlled Rectifier)
              Banyak dipakai sebagai pemicu atau saklar dalam rangkaian catu daya arus bolak - balik (AC) agar dapat membatasi arus dan tegangan yang dipakai suatu beban, bentuknya seperti gambar dibawah ini.



I. DIODE TRIAC
             Triac singkatan dari Triode Alternating Current adalah diode yang bentuk dan fungsinya hampir sama dengan SCR. Dalam pemakaiannya Triac menghasilkan panas yang berlebihan, oleh karena itu dalam pemasangannya harus menggunakan keping pendingin (heat sink) seperti gambar dibawah ini.


J. DIODE PHOTO CELL
              Diode ini prinsip kerjanya adalah apabila terkena cahaya tahanannya akan berubah. Rangkaian ini banyak dipakai sebagai sensor dalam suatu rangkaian elektronika, bentuknya seperti gambar dibawah ini.



   4. TRANSISTOR
               Dalam bidang elektronika kita mengenal 2 jenis transistor yaitu tansistor jenis PNP dan NPN. Untuk membedakan antara transistor PNP dan NPN adalah seperti gambar simbol dibawah ini.


               Seperti terlihat pada gambar diatas transistor jenis PNP digambarkan dengan tanda anak panah ke dalam yang terletak pada kaki emitor, sedangkan pada jenis NPN tanda anak panahnya menuju keluar pada kaki emitor.
                  Transistor memiliki 3 buah kaki yaitu :
            ■ Emitor disingkat dengan huruf E
            ■ Basis disingkat dengan huruf B
            ■ Kolektor disingkat dengan huruf K

   5. KOMPONEN IC (INTEGRATED CIRCUIT)
                Sejalan dengan berkembangnya teknologi elektronika, maka pada saat ini telah ditemukan suatu komponen seperti resistor, kapasitor, diode, dan transistor. Komponen tersebut dikemas menjadi satu menjadi rangkaian terintergrasi dalam bentuk sebuah chip. Komponen tersebut dikenal dengan nama intergrated circuit atau disingkat IC. Bentuknya seperti dibawah ini.


   6. TRAFO (TRANSFORMATOR)
                Fungsi adalah untuk memidahkan tenaga dari bagian inputnya (primer) ke bagian outputnya (sekunder) yaitu berupa kenaikan suatu harga tegangan atau penurunan harga tegangan listrik.
dalam prakteknya telah dikenal beberapa macam trafo seperti trafo step up,trafo step down, trafo output, trafo MF, trafo filter dan lain - lain. Bentuk trafo adalah seperti gambar di bawah.


   7. RELAY
                Fungsi dari relay adalah untuk menghubungkan dan memutuskan suatu hubungan seperti sebuah sakelar, namun bekerjanya secara otomatis. bentuk fisiknya adalah seperti gambar dibawah ini.


   8. LAMPU
                Lampu banyak dipakai sebagai lampu indikator yang dipasang pada panel bagian depan suatu peralatan elektronika. Namun bagi seorang hobi elektronika, lampu dipakai bukan hanya sekedar alat penerangan saja, dengan menambahkan rangkaian elektronika lampu dapat dibuat menjadi berbagai macam variasi seperti lampu otomatis, lampu darurat, lampu disko, lampu berjalan serta masih banyak lagi rangkaian lampu yang tidak dapat disebutkan satu persatu. dalam bidang elektronika dikenal beberapa macam lampu, misalnya lampu pijar, lampu neon, lampu LED seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.



   9. FUSE / SEKRING
                Hampir semua peralatan elektronika dilengkapi dengan fuse atau sekring yaitu suatu komponen yang berfungsi sebagai alat pengaman listrik apabila terjadi hubungan singkat dalam suatu rangkaian.
                Bentuk fuse seperti pada gambar di bawah ini.



   10. JACK DAN PLUG
                Fungsi dari alat ini adalah untuk menghubungkan suatu rangkaian dengan rangkaian lainnya dalam suatu sistem. Misalnya sistem audio atau home theater yang terdiri dari laser disc, amplifier, equalizer dan pesawat TV



   11. LOUDSPEKER
                Fungsinya adalah untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara yang dapat kita dengar. Bentuk loudspeaker adalah seperti gambar di bawah ini.



   12. MICROPHONE
                Seperti lahnya dengan loudspeaker, microphone banyak digunakan di bidang elektronika. fungsinya adalah untuk mengubah getaran suara menjadi getaran listrik. Dalam teknik dikenal beberapa macam jenis microphone seperti mic condeser, mic carbon, dan lain - lain. Salah satu bentuk fisik dari microphone seperti gambar dibawah ini.



     13. HEADPHONE
                Fungsi headdphone hampir sama dengan loudspeker yang membedakan adalah cara pemakaiannya yaitu dapat langsung ditempatkan di telinga bila mana headphone dipasang diatas kepala. Bentuk fisiknya adalah seperti gambar dibawah ini.



   14. SWITCH ATAU SAKLAR
                Fungsi saklar di dalam suatu rangkaian elektronika adalah untuk memutuskan atau
menghubungkan arus listrik yang berasal dari sumber listrik arus bolak - balik (AC) maupun arus searah (DC).
                Dalam prakteknya kita mengenal bermacam - macam saklar di antaranya adalah :
                 A. Saklar toggle
                 B. Saklar push botton
                 C. Saklar pemilih atau rotary switch
                 D. Saklar geser

   A. SAKLAR TOGGLE
                Saklar toggle termasuk saklar yang banyak dipergunakan dalam pembuatan rangkaian elektronika terutama dalam pembuatan rangkaian Power Supply. Di pasaran banyak dijumpai saklar jenis ini diantaranya seperti gambar dibawah ini.



   B. SAKLAR PUSH BOTON
                Sesuai dengan mananya fungsi dari saklar ini adalah untuk memutuskan atau menghubungkan aliran listrik dengan cara ditekan bagian tombolnya. Di pasaran banyak dijumpai saklar jenis ini diantaranya seperti gambar dibawah ini.



   C. SAKLAR GESER 
                Saklar jenis ini dalam bidang elektronika banyak dipergunakan dalam praktek pembuatan rangkaian Power Supply. Pada umumnya saklar jenis ini dipakai sebagai pemilih teganga, misalnya 220 VAC atau 110 VAC. Bentuk fisiknya seperti gambar di bawah ini.



   D. ROTARY SWITCH ATAU SAKLAR PEMILIH
                Di dalam praktek pembuatan rangkaian elektronika ada kalanya suatu hubungan harus dihubungkan dengan berbagai macam pilihan, misalnya dalam pembuatan rangkaian Power Supply kita akan memilih tegangan 3 VDC, 4,5 VDC, 6 VDC, atau 12 VDC. untuk memilih pilihan seperti itu tidak bisa menggunakan saklar yang disebut Saklar Pemilih atau yang populer dengan sebutan Rotary Switch. Bentuknya seperti gambar di bawah ini.



   15. LAMPU INDIKATOR
                Kalau kita perhatikan hampir semua peralatan elektronika seperti pesawat TV, Radio, Amplifier dan lain - lain pada umumnya dilengkapi lampu indikator. Fungsi dari lampu tersebut adalah untuk memberi tanda kalau aliran listrik sudah berada pada peralatan tersebut.

                Dalam praktek dikenal beberapa macam lampu di antaranya adalah :
                 A. Lampu pijar
                 B. Lampu neon
                 C. Lampu LED

   A. LAMPU PIJAR
                Yabg dimaksud dengan lampu pijar di sini bukan berarti lampu yang biasa dipergunakan sebagai lampu penerangan rumah, tetapi lampu yang memiliki daya dan tegangan yang kecil. contohnya seperti lampu untuk lampu senter. Di pasaran banyak tersedia jenis lampu ini dengan ukuran 3 V, 4 V, 6 V, dan 12 Volt. bentuknya seperti gambar dibawah ini.




   B. LAMPU NEON
                Seperti juga halnya dengan lampu pijar lampu neon ini bukan seperti lampu neon yang dipakai sebagai penerangan rumah tapi lampu neon ini dirancang khusus untuk keperluan pembuatan rangkaian elektronika. Bentuknya kecil dan dalam pemasangannya harus menggunakan aliran listrik AC. Dalam pemasangannya pada umumnya harus di beri tahanan depan seperti pada gambar dibawah ini.



   C. LAMPU LED 
                Sesuai dengan namanya LED (Light Emitting Dioda)
lampu LED ini sebenarnya bukan lampu biasa tetapi termasuk jenis komponen dioda. pemakaian lampu LED ini sangat populer sekali. Hal ini dikarenakan lampu ini memiliki beberapa keistimewaan misalnya penggunaan arusu sangat kecil, penggunaan arusnya arus DC dan akan mengeluarkan cahaya beraneka ragam, misalnya merah, putih, kuning dan hijau bila dialiri aliran listrik. karena lampu ini memiliki 2 buah kaki anoda dan katoda, maka dalam pemasangannya harus diperhatikan kaki - kakinya jangan sampai terbalik, kemudian dalam pemasanganya harus menggunakan tahanan depan. Bentuknya seperti gambar dibawah ini.




Marilah Bapak - bapak, Ibu - ibu, Kawan - kawan serta Adik - adik mulai sekarang budayakan membaca buku, jadi pandai itu tidak tergantung dari tutor ataupun pengalaman namun yang sangat praktis dan efisien kita belajar dengan media buku atau Otodidak asalkan kita berpijak pada ilmu yang sifatnya ilmiah.
Sekian para pembaca apabila ada kata - kata yang sekiranya kurang berkenan di hati para pembaca kami tidak lupa menghaturkan kata - kata sekali lagi mohon maaf yang sebanyak - banyaknya.
Semoga Blog yang kami unggah disini bermanfaat atau menambah sedikit wawasan bagi para pembaca.
Salam hormat untuk semua.

Source : Belajar Elektronika Tanpa Guru